Rabu, Januari 16, 2008

News : Sayang Nyawa, Jangan Bangun Rumah di Lereng


Awan Besar Menyelimuti Jayapura Bisa Berujung Longsor

JAYAPURA – Bila sayang terhadap nyawa, waspadalah terhadap bangunan rumah di lereng-lereng perbukitan. Musim penghujan dengan cuaca yang tak ramah bisa berujung pada longsor yang mengakibatkan nyawa hilang.

Kewaspadaan ini perlu dimunculkan setelah terjadi longsor yang mengagetkan di Kompleks Kesehatan, belakang RSUD Dok II Jayapura. Terlebih dengan kondisi pertanahan di Jayapura yang banyak dikelilingi perbukitan.

Kepala Bidang Data Informasi Badan Meteologi dan Geofisika (BMG) wilayah V Provinsi Papua, Ahmad Mujaihidin mengingatkan, dengan intensitas curah hujan yang sangat tinggi saat ini memungkinkan bencana longsor terjadi. Bahkan hingga April, kondisi ini masih menyelimuti kota Jayapura dan juga Papua.
“Dari bulan Januari hingga Bulan April cuaca di Papua umum dan khususnya di Jayapura akan menunjukkan awan besar yang dapat menimbulkan hujan dengan intensitas hujan yang lebat,” ungkap Ahmad.
Curah hujan sepanjang 4 bulan ke depan dikatakan Ahmad mencapai 50 mm per detik.
“Pada hari kejadian longsor [di belakang RSUD Dok II Jayapura] curah hujan mencapai 190 milimeter per detik. Wajar bila bisa mengakibatkan longsor,” kata Ahmad.
Dengan cuaca seperti ini, Ahmad kembali mengingatkan warga untuk waspada.

Jangan Bangun Rumah di Lahan Kritis

Sementara itu, Wakil Gubernur Provinsi Papua Alex Hassegem mengingatkan warga untuk tidak meminta ijin ke pemerintah membangun rumah di lereng-lereng dan lahan kritis lainnya. Pemerintah sendiri diingatkan Wagub untuk tidak memberikan ijin ke warga.

“Jayapura ini dihiasi rumah-rumah ibarat taman bunga, sehingga pemerintah kotamadya jangan kasih surat ijin membangun rumah didaerah yang sangat rawan itu. Sebab sangat berbahaya dan pemandangan yang manakutkan,” katanya.

Wagub mengingatkan ke warga untuk menjadikan pelajaran kejadian longsor di belakang RSUD Dok II Jayapura yang menewaskan 11 orang.

“Ini pelajaran bagi kita untuk tidak lagi membangun rumah di kemiringan gunung dan dilereng gunung.”

Sedangkan Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjend Haryadi Soetanto menyayangkan kurangnya sosialisasi pemerintah kepada warga yang menghuni rumah di lereng-lereng gunung. Pangdam yang meninjau anak buahnya dalam mengevakuasi korban longsor menyalahkan orang-orang yang tidak ramah terhadap lingkungan dan alam.

“Bencana ini juga ulah dari manusia sendiri,” kata Pangdam. (cr 02/rin)

Tidak ada komentar: