Senin, Januari 07, 2008

NEWS : Persipura Siap Sandingkan Gelar


JAYAPURA – Cukup sulit bila dibayangkan, tidak hanya tim mutiara hitam-julukan Persipura yang siap menyandingkan gelar juara Copa Indonesia dan Liga Djarum Indonesia 2007, tetapi partai keras super dasyat akan disajikan pada 10 Januari dan 16 Januari mendatang, semuanya berlangsung di tanah Jawa dan Jakarta. Khusus untuk Copa, Persipura sesungguhnya memiliki kans yang luar bisa untuk menjadi yang terbaik di kancah Copa Dji Sam Soe, lawannya pun sangat berat, Persija adalah musuh Persipura, jika mampu lolos dari jerat semi final, sudah bisa dipastikan tiket final Copa pada Minggu (13/1) tak sia-sia begitu saja. Bila mampu lolos, lawan yang bakal mereka hadapi adalah Pelita Jaya Purwakarta atau bisa jadi PSMS Medan di final. Tapi, semua itu membutuhkan perjuangan ekstra keras demi sebuah prestasi, apalagi babak delapan besar yang sangat panas sudah menanti tiga hari setelah final Copa.
Nah, bila tim kebanggaan masyarakat Papua secara umum dan kota Jayapura secara khusus ini mampu melewati massa-massa kritis itu, maka sejarahpun bakal mencatat, untuk kali pertama klub di Indonesia yang mampu menggandengkan dua gelar sekaligus. Obsesi ini terlalu dini, ataupun dinilai sangat berlebihan dari sebuah akal sehat. Tetapi, sebagian besar pendukung Persipura lebih menjagokan mutiara hitam sebagai kandidat juara Copa maupun Liga..
“Aku mau pikir Copa dulu, kalau akhirnya kami mampu lolos dan masuk final hingga juara, saya kira dalam delapan besar Liga nanti kami akan berjuang mati-matian. Memang, status saya di Persipura untuk musim ini belum pasti,tetapi saya tidak mau memikirkan hal itu, sekarang yang saya pikir bagaimana kami bisa bawa dua cup itu ke Papua, ya, Papua tanah yang suci, saya mengabdi disini tanpa menuntut apapun, jika Tuhan berkehendak, kami mampu membawa dua cup itu,” tutur Assisten Pelatih Raja Isa bin Raja Akram Shah saat dikonfirmasi Bintang Papua akhir pekan kemarin di Hotel Relat Jayapura.
Memang, perjuangan belum berakhir, namun pembakar semangat berjuang demi sebuah cita-cita wajib dikedepankan, semua arah perhatian publik bola Papua saat ini sedang tertuju penuh pada Persipura, mereka tak sabar lagi melihat aksi-aksi menawan dari duet Albeto-Jeremiah. Kedua pemain ini baru kompak pada awal putaran kedua, sebab itu, tak heran kalau saat ini sudah 17 gol dilesakan Albeto dalam ajang kompetisi Liga XIII bersama Persipura. Perpaduan yang khas antara Nigeria dan Brasil benar-benar menampilkan permainan super kelas, tak jarang, aksi individu kedua pemain ini membuat decak kagum sporter seperti tersentak cepat. Raja Isa pun langsung mengingatkan pasukannya untuk jangan berpikir yang macam-macam lalu lupa dengan tugas utama, saat ini ibarat Persipura sedang bersiap masuk dalam medan tempur, amunisipun jangan sampai terbatas, segala bentuk kekurangan dalam tim sudah dibenahi dan siap ditunjukan pada semi final Copa dan delapan besar Liga. (gol)

Headline : Rp 2,8 Triliun APBD Tahun Lalu, Lari Tak Jelas

Dinas Instansi Pemrov Papua Harus Siap Bertanggung Jawab (judul kecil 2 kolom)

JAYAPURA- Lebih dari setengah total uang dalam APBD tahun 2007 lari tak jelas peruntukkannya. Setengah total uang APBD 2007 ini sejumlah Rp 2,8 triliun. Sementara total uang dalam APBD 2007, Rp 5,5 triliun, hanya Rp 2,7 triliun terserap dalam program pembangunan yang direncanakan.
Sekretaris Komisi D DPR Papua, Heru Mono Gobay menyatakan, sikap dinas-dinas instansi pemerintah di Provinsi Papua yang sering menutupi pekerjaannya, membuat uang dalam APBD tak tahu dipergunakan untuk apa.
“Yang jadi masalah, mereka [SKPD atau dinas-dinas pemerintah] sering kali tak transparan ke kami. Sehingga membuat kami [DPR Papua] tidak tahu, uang itu untuk apa,” katanya kepada Bintang Papua, semalam.
Sikap menutupi ini, dikatakan Heru, juga terjadi saat dinas instansi pemerintah di Provinsi Papua menerima uang dari Jakarta, yang dianggarkan dalam APBN.
Uang itu, kata Heru, memang tak berpotensi hilang.
“Kalau potensi hilang [masuk kantong sendiri/dikorupsi] tidak lah. Tapi, uang itu dibelanjakan untuk apa, tidak sesuai dengan rencana pembangunan yang telah disepakati tahun 2007,” katanya.
Karena tidak sesuai dengan yang direncanakan, Heru menyatakan, dinas instansi pemerintah di Provinsi Papua akan dimintai pertanggungjawaban.
Masalah ini, kata Heru, berakar dari terlambatnya droping (penyaluran) uang yang dianggarkan.
“Selain itu, pelaksanaan tender yang sangat terlambat membuat masalah menjadi seperti ini,” katanya.
Heru mencatat, sedikitnya Rp 400 miliar proyek pembangunan yang ada di instansi mitra Komisi D DPR Papua tidak bisa diselesaikan sampai akhir tahun 2007 lalu.
“Rp 200 miliar diantaranya dari Dinas Pekerjaan Umum.”
Dari dinas ini, termasuk proyek pembangunan jalan dan jembatan yang ditangani Bina Marga.
“Rp 400 miliar itu akumulasi dari beberapa SKPD, seperti juga dari dinas perhubungan,” katanya.
SKPD adalah singkatan dari Satuan Kerja Perangkat Daerah, atau lebih dikenal dengan dinas instansi pemerintah.
Heru mensinyalir, sikap SKPD yang hanya ingin menghabiskan anggaran menjelang tutup tahun membuat uang itu tidak dipakai untuk proyek pembangunan yang seharusnya ada dalam perencanaan.
“Jadinya dipakai untuk belanja hal yang lain. Padahal uang [sisa] itu bisa dikembalikan ke kas daerah.”
Setelah dikembalikan, “Baru pada tahun 2008 ini bisa dianggarkan kembali,” kata Heru. (ab)

Feature : Lagi, Puting Beliung Porak Porandakan Kota Makassar


Rumah Warga Asal Jayapura Habis ‘Dilahap’, Harapkan Uluran Tangan

Jika pohon tumbang karena diterjang angin kencang, itu adalah masalah biasa. Tapi, jika rumah yang harus tumbang, karena diporak-porandakan angin kencang itu adalah bencana.
LAPORAN : RIZAL BASIR, MAKASSAR

Bencana kembali melanda Kota Makassar. Sebanyak 170 bangunan yang terdiri dari rumah tinggal, rumah sakit hingga sekolah pun menjadi sasaran. Sabtu (04/01) siang lalu, angin dahsyat disertai hujan lebat dalam waktu yang hampir bersamaan menerjang rumah-rumah warga Kota Makassar.
Dari data yang berhasil dihimpun Bintang Papua dari sumber-sumber yang dipercaya tercatat 170 bangunan tersebut tersebar di 5 (lima) kecamatan, diantaranya kecamatan biringkanaya, kecamatan panakukkang, kecamatan mariso, kecamatan tallo, dan kecamatan tamalate.
Selain memporak porandakan ratusan rumah, angin putting beliung juga merusak empat bangunan di Rumah Sakit Bhayangkara Jalan Mappaodang, Kota Makassar terdiri dari ruang kebidanan, ruang perawatan anak, ruang dokter polisi, dan ruang kesamaptaan. Selain itu pula bangunan SD Inpres Mariso di jalan Nuri Kec. Mariso Kota Makassar juga rusak parah setelah dihempas angin yang datang secara tiba-tiba itu.
Untungnya, baik di rumah sakit maupun sekolah dasar yang ter’serang’ angin puting beliung tidak ada korban jiwa.
Itulah kilas bencana yang masih terus menerus melanda rumah warga kota Makasssar dan terus gencar diberitakan di setiap media di Makassar dan bahkan media di seluruh Indonesia.
Namun, dibalik bencana puting beliung yang datang begitu cepatnya dan menyerang hamper di setiap wilayah di Sulawesi Selatan dan menjadi sasaran pemburu berita ternyata tidak berlaku bagi warga yang tinggal di daerah ‘terpencil’. Tak bisa terhindarkan lagi, Rojer (40) warga asal Entrop depan hotel Delima Jayapura yang kesehariannya sebagai supir taksi hotel yang mangkal di Hotel Matoa itu hanya bisa meratapi rumahnya yang hancur akibat terjangan angin ‘neraka’. Tak ada satupun wartawan local baik itu media massa maupun elektronik yang meliput berbagi duka.
Selain tempat tinggalnya cukup terpencil, sekitar 2 jam setengah dari Kota Makassar akses jalanpun tidak bisa menembus lokasi kejadian oleh karena luapan air dari bentaran sungai bantimurung kabupaten Maros akibat hujan lebat. Dia (rojer) bingung kepada siapa dirinya ‘mengadu’.
Tak ada satupun wartawan local yang dikenalnya. Hanya wartawan Bintang Papua lah yang menjadi pelipur laranya.
Dari pantauan Bintang Papua, Minggu (06/01) kemarin. Rumah yang terletak di sepanjang pematang sawah dan empang (tambak ikan,red) Desa Palantikan, Kecamatan Pangkajene Data, Maros Baru Kabupaten Maros itu ternyata menjadi satu-satunya sasaran ‘angin taputar’.
Atap rumahnya tak ada satupun yang tersisa menutupi rumah kayu setengah tua itu. Dinding-dinding rumah dari seng pun ikut terangkat tak mampu menahan kerasnya angin tersebut.
Kini, rumah tersebut tak bisa lagi ditinggali. Mereka terpaksa harus tinggal di rumah tetangga untuk waktu yang tidak bisa mereka tentukan. Maklum saja, untuk mendirikan kembali rumah tersebut membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
“Saya sangat prihatin dengan kondisi rumah mertua saya, namun saya hanya bias meratapi dan tidak dapat berbuat apa-apa karena membangun kembali berarti membutuhkan dana yang besar. Sementara kondisi saya saat ini juga lagi mengalami masa susah,”jelasnya.
Harapan dia sebenarnya, ketika diliput di sebuah media massa cuman satu! Mengharap uluran tangan bagi setiap mereka yang sedang berkelebihan. Adalah yang tersentuh oleh bencana yang mungkin sama-sama tidak kita inginkan ini!!??? (selesai)