Kamis, Januari 17, 2008

Feature : Suara Penuh Harap Itu, Berujung Maut (2/habis)

“ Saya Tertimbun Longsor, Tolong Ijin Di Sekolah”

Oleh : DEFRIANTI


Tak ada yang menyangka suara terakhir Susan Marantika (12) dibalik telepon selulernya kepada kakak sahabatnya Firlencia Tomasouw“ Kak longsor, tanah sekeliling mengeras, saya tertimbun tanah longsor, tolong ijin disekolah” merupakan pesan terakhir selama-lamanya.

Susan Marantika (12), seorang gadis remaja, mempunyai sosok yang pendiam dan tekun dalam belajar. Sejak berada dibangku Sekolah Dasar (SD) Kalam Kudus Jayapura selalu berada dalam peringkat sepuluh besar.

Sebelum maut menjemputnya pada peristiwa naas itu, Susan terlihat ceria, wajahnya selalu dipenuhi senyuman. Ia pun, serasa ingin bernostalgia dengan sahabat karibnya sejak kecil. Lewat kakak kelasnya Firlenca Tomasouw akhirnya ia mendapat nomor telepon seluler sahabatnya Sena Tomasow.

“ Lama kita tidak bertemu, datang ya di pesta ulang tahunku pada Senin (14/1). Soalnya saya tidak pernah merayakan ulang tahunku, “ kenang Sena sambil matanya berkaca-kaca.

Sena tak menyangka sahabat dekatnya, sejak kecil pergi selama-lamanya. Undangan perayaan ulang tahun yang disampaikan Susan kepadanya belum dipenuhi. Hanya sebuah wujud yang tak bernyawa ditemukan dalam sebuah pembaringan.

Firlencia penerima pesan dari Susan mengaku antara sadar dan mimpi ketika menerima telepon seluler dari Susan, korban longsor di Perumahan kesehatan Dok II Jayapura.

“ Waktu itu, saya hanya jawab ya, ya, saja, “ ungkapnya.

Setelah pukul 04.00 WIT, Fielencia sadar, bahwa ia menerima telepon seluler dari sahabat adiknya.

Hans Imbir, salah seorang Jemaat Gereja Betlehem Perumahan kesehatan Dok II Jayapura mengaku menerima sebuah pesan yang memberitahukan longsor dan minta ijin di sekolah pada pagi hari.

Tetapi ketika ia mencoba menghubungi telepon seluler (HP) milik Susan sudah tidak terhubung.

“ Saya telepon sekitar pukul 10.00 WIT, tapi HPnya sudah tidak bisa dihubungi. Kalau bisa waktu itu mau saya iasikan pulsa untuk komunikasi

Upaya yang dilakukan tim satuan koordinasi dan pelaksana (Satkorlak) penanggulangan bencana alam tak berhasil menyelamatkan Susan yang berada dalam reruntuhan bangunan dan timbunan longsor.

Padahal, sebelumnya Susan sempat meminta bantuan kepada orang-orang terdekat mengenai keberadaannya di dalam timbunan itu. Susan saat longsor berada dalam kamarnya, ruangan yang ditempatinya beruntung tidak runtuh meremukkan tubuhnya. Namun dewi fortuna, pemebawa keberuntungan belum berpihak kepadanya. Ia diduga kehabisan oksigen ketika berada dibawah longsoran tanah. Pertolongan yang dinantikannya tak kunjung tiba.

Dalam suara terakhirnya, ia yakin, masih ada secercah harapan untuk kembali ke Sekolah berkumpul bersama teman-teman. Tapi, gelap tiba-tiba datang. Harapannya suram. Tuhan Berkehendak lain dalam kehidupannya. Sesaat beberapa Jam setelah merayakan Ulang tahunnya. Ia harus pulang ke tempat asal dari mana ia datang. Tubuh Susan terbujur kaku ketika diketemukan Tim Satkorlak.

1 komentar:

Nehemia faidiban mengatakan...

Apakah masih ada foto foto korban di kawasan RSUD Dok II jayapura...Yang Wafat Dan Yang Selamat