Jumat, Desember 28, 2007

Kolom: Berdayakan Wanita Papua


JAYAPURA-INGIN memberdayakan wanita dalam dunia usaha di Papua, merupakan salah satu obsesi Erna F. Hakim Aituarauw. Wanita blasteran China-Serui-Tual mengatakan sangat senang jika semua wanita asli Papua khususnya memiliki pekerjaan yang bisa setara dengan kaum pria, meski mengawali karier sebagai Pimpinan CV. Erka Jaya yang bergerak di bidang konstruksi dan leveransir (pengadaan jasa), seperti pengadaan ATK, alat-alat pertanian, perikanan, komputer, meubel, kantor dan lain-lain dan telah memiliki 4 orang karyawan hanya dengan ijazah SMA Gabungan di Jayapura, namun diakui Erna dari situlah tahap dia belajar berbisnis.
“Awal saya buka bisnis dengan 4 orang karyawan, dan saya mulai belajar memeneg manajemen usaha saya dengan baik, sehingga saya bisa menjalin kerjasama dengan pihak bank, walaupun dana yang digunakan untuk membuka bisnis CV ini adalah modal sendiri, namun dengan motto kerja ingin memberikan yang terbaik bagi customer, dan menjadi terbaik dari yang terbaik,” aku wanita yang telah memiliki 5 anak dan 3 cucu itu ketika ditemui Bintang Papua, di kantornya baru-baru ini.
Ungkap wanita bertubuh tinggi dan tegap ini, bahwa supaya bisnis tetap eksis dan berkembang (berhasil), harus ada link (jaringan-red) yang baik dengan perbankan karena dengan begitu pihak bank bisa memberikan pinjaman dana dalam mensukseskan usaha kita. Dalam hal ini, Bank Papua yang telah banyak membantu mensukseskan usahanya. “Walau kita sudah berusaha, tapi tanpa adanya bantuan dari pihak bank, tidak akan berhasil dengan baik, sehingga sangat penting memeneg manajemen perusahaan dengan baik, sehingga kita bisa dipercayai bank dalam hal ini mendapat bantuan dari mereka,” ujar wanita yang baru-baru ini merayakan ultahnya, 24 Desemeber lalu, yang enggan membocorkan tahun kelahirannya itu.
Di awal dia berkarier sebagai pimpinan, kesulitan juga sering ditemui, walau demikian dia tetap enjoy melakoni usahanya tersebut. Tidak banyak yang tahu dari awal sampai saat ini 4 karyawannya adalah wanita, sehingga khusus untuk kontruksi, diakuinya sampai saat ini dia tidak menerima proyek dalam membangun jembatan, atau proyek yang membutuhkan kerja ekstra dan fokus untuk mengawasi full pekerjaan di lapangan, karena membutuhkan waktu yang banyak di lapangan. Sehingga dia banyak terima proyek untuk pengadaan jasa, namun tak dipungkiri jika ada proyek konstruksi diterima dan disesuaikan dengan skill yang mereka miliki (karyawan). “Hanya saja salah satu karyawati saya yang saya percayakan untuk tangani semua urusan kantor telah berpulang dan menghadap Allah (almarhum), Ati, 4 Desember lalu, saya berharap Allah memberikan gantinya yang seperti dia lagi, sangat loyalitas terhadap perusahaan,” tuturnya.
Seiring waktu berjalan, CV. Erka Jaya melahirkan beberapa anak perusahaan yang dia pimpin, yaitu Heidy Salon dan Hair Spa Ladies and Gentle Man yang berada satu gedung dengan CV, di lantai I dan sudah berjalan kurang lebih 7 tahun. Selain itu juga membuka bisnis foto kopian dan kios kecil. Hanya saja, untuk Heidy Salon dan Hair Spa Ladies and Gentle Man, sebelum pindah di Dok V Bawah, pernah buka di APO 45 dengan nama Chen Salon selama kurun waktu 2 tahun, dan memiliki karyawan/ti sebanyak 7 orang. Disamping menambah usaha, dia juga mulai menambah pengetahun untuk mendukung kariernya, dengan berkuliah di Universitas Terbuka (UT) jurusan Ekonomi Bisnis. “Selain itu, saya sebelumnya pernah sekolah selama 3 bulan di Rudy Hadisuwarno untuk membantu kinerja di Salon dan di Martha Tilaar untuk kecantikan tahun 2005 lalu. Saya juga menyekolahkan karyawati 1 orang, Jum dan salah satu karyawan saya yang kini sudah almarhum setahun lalu, Lany, yang memiliki kinerja dan skill yang memiliki kualitas dan kuantitas tinggi, banyak sekali kenangan terbaik yang ditinggalkannya,” urainya. Tak lupa ia terangkan mengenai pola kerja baik di CV, salon maupun foto kopian, supaya tetap eksis dan maju ditegaskan dia bersaing secara sehat dalam mendapatkan proyek, sedangkan salon, dia menyiapkan SDM yang berkualitas dan memiliki skill yang berkualitas dan paling tidak minimal memiliki sertifikasi kerja di bidangnya (salon), agar bisa memberikan pelayanan terbaik kepada setiap customer yang datang melakukan perawatan kecantikan, tata krama dalam menyambut tamu, dan menciptakan suasana yang nyaman ketika ada customer (tamu) yang datang. “Khusus untuk SDM salon, dari trainning saya sendiri yang langsung tangani, dan mengajarkan bagaimana memberikan pelayanan perawatan salon agar customer benar-benar puas, agar mereka bisa kembali lagi kesini,” tandasnya. (saf)

Tidak ada komentar: