Jumat, Desember 21, 2007

News : Diteriaki “Monyet”, Persipura Kalah

Raja : Kami akui kekalahan, Tapi Rasismenya ?

JAYAPURA – Seperti sudah diprediksi sebelumnya kalau tim kebanggan warga kota Jayapura Persipura bakal mengalami kegagalan saat bertandang ke markas Persijap Jepara Rabu (19/12) kemarin, benar terbukti. Menghadapi pasukan Yudi Suryata itu, skuad merah hitam harus takluk dengan skor telak 0-2. Kendati kalah, tim asuhan trio pelatih Raja-Mettu-Jarot itu belum bergeser peringkat di peringkat dua. Duel kedua tim ini sejak awal sudah diwanti-wanti benar oleh Raja Isa. Bahkan, dia sudah merasakan sengatan bara Jepara itu sejak masih di Jayapura. Atas kegagalan ini, hanya tinggal sekali lagi perjuangan yang harus dihadapi tim asal kota Port Numbay itu, ya, Persis Solo menjadi bidikan selanjutnya. Meskipun takluk 0-2 dari tuan rumah, pasukan mutiara hitam julukan Persipura tetap tegar, mereka tak mau terlalu lama dalam kekecewaan itu. Hanya, yang disesalkan dari pertandingan tersebut, adalah supporter tuan rumah yang masih menunjukan sikap kurang sportif, ya, selama laga berlangsung, tak jarang Jack Komboy cs diteriaki “monyet”, mendengar itu, Raja Isa berpendapat kalau sikap supporter yang menjurus ke Rasisme ini wajib dikenai sangsi PSSI.
Apalagi, dunia sepak bola moderen saat ini sudah mengutuk keras sikap penonton seperti itu. Lontaran keras para pendukung Persijap ini seakan mereka melihat Persipura sebagai tim asing yang tak perlu dikenali dalam negeri ini. Pada pertandingan kemarin, Persipura sesungguhnya tampil bagus, gol pembuka tuan rumah pada menit kedua babak pertama lebih pada bantuan alam (angin). Arah bola yang melambung tak diduga sang kipper Jandri Pitoy bakal berbuah gol. Praktis setelah itu tuan rumah jarang memberikan tekanan berarti bagi Persipura, bahkan, sejumlah peluang dan kesempatan Albeto cs harus tertahan lantaran sikap perangkat pertandingan (wasit dan assisten wasit) yang kurang fair.
Sementara gol kedua tuan rumah lahir lewat titik penalty dengan pelanggaran yang tidak jelas, gol tersebut terjadi setelah beberapa kali Persipura nyaris menyamakan kedudukan, melihat siatuasi seperti ini, wasit pun menghadiahkan tendangan penalty kepada tuan rumah pada saat waktu tersisa sepuluh menit.
“Kami kalah 0-2, soal hasil kami tak soal, anak-anak main bagus, terbukti banyak peluang yang didapat, tapi, ya, soal wasit saya tidak mau komentar,” tutur Raja Isa saat dikonfirmasi Bintang Papua semalam. Kendati demikian, diakui Raja kalau sepanjang partai berlangsung tim besutannya selalu dalam situasi tegang, yakni, soal rasisme yang berlebihan dikeluarkan para pendukung tim tuan rumah.
“Ini keterlaluan, racist (rasisme) atau panggilan monyet, terus menerus dilontarkan penonton. Saya kira ini perlu ditulis dan masyarakat tau, lalu, kalau begini, dimana sepak bola yang saling menghargai sesama pemain atau tim walaupun dalam kondisi baik maupun tidak, bahkan, RRI yang meliput langsung tau persis kondisi dilapangan,” sambung Raja serius.
Dengan kekalahan ini, maka Persipura yang sempat mengusung misi mencuri point di Jawa Tengah hanya tersisa satu lagi di Solo pada Sabtu (22/12) besok. “Saya kira sudah tak ada pilihan lain, apapun kondisinya kami ingin mencuri point di Solo,” lontar pelatih yang kagum dengan tim Brasil itu tegas. (gol)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Saya orang Jawa tulen, tapi saya paling sakit hati ketika ada orang yang menyebut Saudara-Saudara dari Papua dengan sebutan apapun yang merendahkan. Sesungguhnya orang2 Jawa atau siapapun itu yang bermulut kotor lebih rendah dari Saudara-saudaraku orang Papua.
Saya ingin Saudara-Saudara dari Papua segera mengejar ketertinggalannya dari kami.AYO!!!